Kelahiran Badan Kerja Sama Teknik Mesin (BKS-TM) Indonesia diawali dari inisiatif beberapa ketua jurusan Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Andalas (Unand), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Indonesia (UI) yang merasakan perlunya suatu wadah kerja sama yang kuat antar perguruan tinggi penyelenggara program studi teknik mesin di Indonesia. Secara resmi BKS-TM berdiri pada 29 Mei 2002 dalam Musyawarah Tahunan – 1 di ITS, Surabaya yang dihadiri oleh angota-angota pendiri dari perguruan tinggi-perguruan tinggi ITB, ITS, Unand, Universitas Brawijaya (UB), Undip, UGM, Universitas Hassanuddin (Unhas), UI, Universitas Mataram (Unram), Universitas Nusa Cendana (Undana), Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), dan Universitas Udayana (Unud). Selanjutnya Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga BKS-TM diresmikan dalam Musyawarah Tahunan – 2 pada tahun 2003 di Unand, Padang. BKS-TM diketuai secara bergantian oleh Ketua Jurusan/Program Studi/Departemen Teknik Mesin untuk periode satu tahun yang ditetapkan dalam Musyawarah Tahunan di tahun sebelumnya. Dengan semakin berkembangnya organisasi dan kegiatannya sejak Musyawarah Nasional di Undip tahun 2009, BKSTM meningkatkan struktur organisasinya dengan membentuk organ Sekretaris Jenderal yang menjadi penanggung jawab harian jalannya roda organisasi. Keanggotaan BKS-TM kemudian terus berkembang, dan pada tahun 2020 tercatat sebanyak 103 perguruan tinggi telah menjadi anggota.
Berangkat dari tujuan pendiriannya yang ingin memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi masyarakat akademik penyelenggara pendidikan Teknik Mesin di Indonesia, BKS-TM telah melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan rutin tahunan adalah penyelenggaraan Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) yang dilakukan dalam waktu bersamaan dengan penyelenggaraan Musyawarah Tahunan BKS-TM. Sejak berdirinya telah diselenggarakan SNTTM I di ITS (2002), SNTTM II di Unand (2003), SNTTM III di Unhas (2004), SNTTM IV di Unud (2005), SNTTM V di UI (2006), SNTTM VI di Unsyiah (2007), SNTTM VII Unsrat (2008), dan SNTTM VIII di Undip (2009). SNTTM ini telah berkembang menjadi forum pertemuan ilmiah yang paling komprehensif dan cukup terpandang bagi akademisi bidang Teknik Mesin di Indonesia. BKS-TM juga melakukan penerbitan Jurnal Teknik Mesin Indonesia (JTMI) sebagai sarana publikasi ilmiah bidang Teknik Mesin yang terbit sebanyak 2 edisi setiap tahunnya. Saat ini JTMI sedang dalam proses untuk mendapatkan akreditasi. Selain kegiatan rutin tahunan, BKS-TM juga mempunyai berbagai program kerja untuk mendukung kerjasama antar anggotanya. Salah satu program di bidang pendidikan yang cukup intensif dilakukan adalah penyusunan Kurikulum Inti Teknik Mesin Indonesia yang sudah dimulai pada tahun 2005 dengan pembentukan Pokja Tim Kurikulum Inti Teknik Mesin. BKS-TM juga melakukan kegiatan-kegiatan dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh anggotanya seperti yang ditujukan untuk membantu pemulihan Jurusan Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala, Aceh yang mengalami masa-masa sulit akibat bencana Tsunami. Memasuki sewindu usianya BKS-TM semakin mengokohkan eksistensi dan peranannya dalam menciptakan kondisi yang kondusif untuk meningkatkan kerjasama antar perguruan tinggi Teknik Mesin dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, meningkatkan interaksi perguruan tinggi anggota dengan lembaga lain, dan meningkatkan sumberdaya anggota dalam menjawab tantangan dan persaingan global.